Menjadi Penuntun yang Baik
Minggu 27 Feb 2022Hari Minggu Biasa VIII Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: `Dapatkah orang buta menuntun orang buta? (Luk 6:39) Sir 27:4-7; Mzm 92:2-3. 13-16; 1Kor 15:54-58; Luk 6:39-45 ---o---
Orang buta adalah orang yang tidak dapat melihat karena rusak matanya; tunanetra. Ia tidak dapat melihat segala sesuatu yang ada di hadapannya atau di sekelilingnya. Bisa kita bayangkan, apa yang akan terjadi, apabila orang buta menuntun orang buta lainnya? Mereka akan terperosok masuk ke dalam lubang, apabila ada lubang yang menganga di jalan yang mereka lalui.
Demikianlah orang-orang Farisi, mereka tidak meng-erti, namun berusaha mempengaruhi orang lain untuk mengikuti keyakinan mereka. Tampaknya mereka me-lakukan ibadah yang baik, namun sebenarnya mereka cenderung melakukan apa yang menguntungkan mere-ka pribadi. Berbeda dengan apa yang diajarkan oleh Yesus. Ia adalah Allah yang menjadi manusia (bdk. Flp 2:6-7), tinggal dan diam bersama-sama kita, manusia. Tentunya, Ia mengetahui dan mengenal jalan yang be-nar. `Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku` (Yoh 14:17).
Tuhan menghendaki kita menjadi seorang penuntun yang baik, yaitu bukan hanya mengajak dan meyakinkan orang lain, tetapi juga menghidupinya. Seorang penuntun yang baik senantiasa bersedia menerima saran untuk menjadi lebih baik lagi. (Sr. M. Sesilia L. , P. Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.