MEMBENARKAN DIRI VS DIBENARKAN
Sabtu 26 Mar 2022Hari Biasa Pekan III Prapaskah Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Luk 18:14b) Hos 6:1-6; Mzm 51:3-4.18-21; Luk 18:9-14 ---o---
Kita mudah membandingkan diri dengan orang lain, baik hal-hal lahiriah seperti kekayaan, kemampuan, dsb, maupun dalam hal rohani seperti praktik keagamaan dan kesalehan. Ketika merendahkan orang lain kita lupa bahwa segala yang baik berasal dari Tuhan.
Orang Farisi merasa dirinya benar ketika ia membandingkan dirinya dengan seorang pemungut cukai. Ia merasa hebat dengan segala praktik keagamaan yang ia lakukan. Ia tidak lagi memerlukan belas kasih Allah dan berpikir bahwa ia patut mendapat ganjaran dari Allah. Ia merasa dirinya suci, maka dengan sombong ia menghina si pemungut cukai. Dan Allah tidak membenarkan tindakannya, sebaliknya, si pemungut cukai yang mengakui dengan jujur kedosaannya dibenarkan Tuhan. Ia datang dengan rendah hati dan mohon ampun kepada-Nya.
Saat ini, Tuhan mengundang kita untuk bersikap rendah hati. Santa Theresia dari Lisieux mengakui bahwa segalanya adalah rahmat Tuhan. Dengan sabar ia menanggung kesalahan sesamanya dan tidak menghakimi serta merendahkannya. Apakah kita senantiasa bergantung kepada Tuhan dalam melakukan tindakan kesalehan? Adakah kita memiliki belas kasih terhadap sesama yang berdosa? (Sr. M. Dominique Savio, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.