PEMIMPIN YANG BEREMPATI
Sabtu 09 Apr 2022Hari Biasa Pekan V Prapaskah Bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai (Yoh 11:52) Yeh 37:21-28; MT Yer 31:10-13; Yoh 11:45-56 ---o---
Mengapa Allah memilih kematian Putra-Nya untuk dapat menyatukan umat-Nya dengan diriNya? Apakah tidak ada cara lain selain kematian Yesus? Cara yang dipilih oleh Allah untuk menyelamatkan manusia dari kematian akibat dosa merupakan suatu misteri kebijaksanaan Allah. Melalui kematian Kristus, Allah ikut ambil bagian dalam kehidupan manusia. Turut serta merasakan penderitaan manusia bahkan sampai kematian pun Ia rasakan. Justru dengan cara inilah Allah menunjukan empati kepada manusia yang menderita karena dosa. Yesus memahami apa yang perlu bagi manusia, yaitu keselamatan kekal dengan percaya kepada Allah melalui kehadiran-Nya di tengah-tengah umat manusia dan dengan demikian manusia yang percaya kepada-Nya akan dipersatukan dengan Allah.
Sebagai pemimpin yang menuntun manusia kepada Allah Bapa, Yesus memperlihatkan sikap empati sebagai jalan yang dipilih-Nya agar manusia memiliki relasi yang dekat dengan-Nya. Yesus menanggalkan tahtanya dan `menjemput` manusia serta meng-angkatnya kepada martabat sebagai anak-anak Allah melalui penderitaan dan kematian-Nya sendiri. Kete-ladanan Yesus ini hendaknya juga melekat pada setiap orang yang diberi kuasa untuk memimpin setiap orang yang dipercayakan kepadanya. (Fr. Bonaventura de Cordis Iesu, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.