BAPA YANG BERBELASKASIH
Minggu 11 Sep 2022Hari Minggu Biasa XXIV Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali (Luk 15:32) Kel 32:7-11.13-14; Mzm 51:3-4.12-13.17.19
1Tim 1:12-17; Luk 15:1-32 atau Luk 15:1-10 ---o---
Kisah injil tentang `anak yang hilang` ingin mengungkapkan Bapa yang murah hati dan mengampuni. Kita kadang mudah melihat dan mencap orang lain berdosa dan merasa diri sebagai orang yang tidak berdosa. Sikap seperti ini dikecam oleh Yesus. Perumpamaan anak sulung dan bungsu dalam kisah injil ini sepertinya mengkritik sikap para ahli Taurat dan orang Farisi. Si bungsu meminta pembagian harta warisan dan pergi menghabiskannya sampai hidupnya menderita, akhirnya sadar akan Bapa yang berkelimpahan kasih sayang dan kebaikan. Tampaknya, proses menjauhkan diri dari kebersamaan dengan bapa, sampai jatuh dalam dosa, membuat si bungsu tidak bisa menikmati kebahagiaan. Kemauan dan keberanian untuk bangkit dan mendekat kepada Bapa adalah sikap tobat yang luar biasa.
Bertobat tidak hanya pada tahap menyesal, tapi harus bangkit dan kembali. Kembali kepada Bapa untuk memulai hidup baru. Kita dipanggil untuk hidup dalam pertobatan yang terus menerus, karena Allah adalah Bapa yang dengan setia menantikan kita kembali. Dialah Bapa yang maharahim, penuh belaskasih. (Rm. Marsianus, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.