SESAL DAN TOBAT
Rabu 22 Feb 2023Hari Rabu Abu
Pesta Takhta St. Petrus, Rasul Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu, dan cucilah mukamu (Mat 6:17) Yl 2:12-18; Mzm 51:3-6,12-14,17; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6,16-18 ---o---
Pada hari ini umat Katolik berbondong-bondong ke gereja untuk menerima abu di dahi atau di tabur di kepalanya. Menaruh abu di kepala merupakan salah satu tanda pertobatan yang diambil dari tradisi Israel, selain tanda lain, yaitu mengoyakan pakaian, berpuasa dan meratapi dosa.
Pada hari ini pula umat Katolik mengawali masa pantang dan puasa, dengan aturan yang tidak terlalu memberatkan. Cukupkah pertobatan kita kalau kita sudah menerima abu dan menjalani pantang serta berpuasa? Rasanya tidak. Pertobatan sejati ada pada sikap hati. Abu di dahi atau kepala dan pantang serta puasa hanya akan menjadi acara rutin setiap tahun yang tanpa makna, kalau sikap hati tidak berubah. Masa prapaskah memang menjadi masa pertobatan. Suatu masa untuk merefleksikan hidup dan dosa yang selama ini kita kerjakan. Selanjutnya, keasadaran diri sebagai orang berdosa, disempurnakan dengan sesal dan tobat. Itu berarti, mengoyakkan semua dosa kita dan mengenakan cara hidup baru yang sesuai dengan kehendak Allah. Amal dan kasih menjadi wujud nyata sesal dan tobat.
`Ya Allah, bantulah aku untuk berbalik kepada-Mu dan meninggalkan semua dosaku. Aku mau hidup baru dalam terang cahayaMu. (Fr. Dionysius, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.