BAHASA CINTA
Minggu 28 Mei 2023Hari Raya Pentakosta ...Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri (Kis 2:6) Kis 2:1-11; Mzm 104:1.24.29-31.34 1Kor 12:3-7.12-13; Yoh 20:19-23 ---o---
Alkisah seorang pertapa yang hendak menolong seekor kepiting yang terperangkap di dalam pan-ci karena dinding panci itu licin. Melihat kepiting yang turun naik kelelahan, pertapa itu mengulurkan jari tangannya kepada kepiting tersebut. Namun, kepiting yang ditolong itu malahan menjepit jari pertapa hingga berdarah. Pertapa tadi spontan mengulurkan jarinya untuk dapat menolong kepiting yang malang itu, namun se-baliknya kepiting tersebut membalas perbuatan baiknya dengan menjepit jari pertapa. Demikian juga kita tidak mudah untuk melihat kebaikan orang lain karena tidak terbiasa dan tidak terbuka untuk berkomunikasi dengan `bahasa cinta.` Tidak jarang kita malahan curiga bila ada orang yang berbuat baik kepada kita. Bahasa cinta terjadi pada saat Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan kepada para rasul, sehingga dalam perbedaan bahasa, mereka pun tetap saling mengerti. Bahasa cintaadalah bahasa positif, bahasa yang diteri-ma semua orang karena mengandung pesan `menghi-dupkan` pesan keselamatan, pengampunan, dan cinta. Inilah tugas pokok perutusan kita di hari Pentakosta ini: `Jadilah saksi cinta dan pengampunan Allah dalam kata dan perbuatan kita. Dengan senantiasa berbahasa cin-ta, kita menabur benih sukacita di hati semua orang.` (Fr. Dionysius, CSE) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.