TANDA CINTA KEPADA SANG MEMPELAI
Jumat 16 Feb 2018Hari Jumat sesudah Rabu Abu Jawab Yesus kepada mereka: 'Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? ...' (Mat 9:15) Yes 58:1-9a; Mzm 51:3-618-19; Mat 9:14-15 ---o---
Ada macam-macam puasa yang bisa dilakukan seseorang. Akan tetapi, bukan'bentuk' puasanya yang menjadi persoalan, namun nilai puasa yang menjadi ukuran bahwa puasa itu memberi makna bagi perjalanan hidup kita. Orang-orang Farisi mempertanyakan mengapa para murid Yesus tidak berpuasa. Tanggapan Yesus mengantar kita kenilai dan makna puasa yang lebih mendalam daripada sekedar 'tidak makan'.
Puasa bisa merupakan suatu pembaruan diri untuk masuk kedalam pengenalan pribadi sendiri dengan Tuhan maupun dengan sesama. Puasa bukan suatu kebanggaan supaya dilihat orang dan bersombong di hadapan Tuhan. Dengan puasa orang menemukan pribadi yang baru, pribadi yang mencintai Tuhan sebagai Mempelainya. Ini merupakan suatu pemurnian cinta dengan Sang Mempelai, seperti yang dilakukan Yesus ketika menjalankan puasa-Nya, melalui segala penderitaan dan sengsara-Nya untuk umat-Nya, yaitu Gereja.
Sebagai Gereja, kita perlu pembenahan diri, sehingga puasa menjadi sesuatu yang penting dan perlu sebagai tanda cinta kita kepada Mempelai kita yang juga telah berkorban sampai mati. (Sr. M. Jeanne, P.Karm) Sumber:
Buku renungan harian "SABDA KEHIDUPAN"
FB: http://www.facebook.com/renunganpkarmcse
Web: http://www.renunganpkarmcse.com
Terima kasih sudah membaca RenunganPKarmCSE.com. Semoga menjawab kerinduan Saudara/i akan sabda-Nya yang hidup. Dan boleh semakin membawa Saudara/i pada keselamatan melalui sabda-Nya.
Berbahagialah orang yang merenungkan sabda Tuhan siang dan malam.